Perbedaan kemampuan dan keahlian yang diberikan Allah swt kepada masing masing kita, sesungguhnya adalah sarana yang sangat memungkinkan k...
Perbedaan kemampuan dan keahlian yang
diberikan Allah swt kepada masing masing kita, sesungguhnya adalah sarana yang
sangat memungkinkan kita untuk berbagi atau memberi sesuatu manfaat kepada
kehidupan ini, bagi banyak orang. Allah swt sendiri tidak pernah membatasi apa
yang harus kita lakukan, namun selalu memperhitungkan setiap apa yang bisa kita
berikan.
Dinamika kehidupan ini selalu memunculkan
masalah-masalah baru. Dan kita tidak pernah tahu secara pasti bagaimana ia
diselesaikan dan siapa yang akan memberi kontribusi untuk menyelesaikannya.
Karena itu, setiap kita hendaknya mengasah kemampuan-kemampuan yang Allah
berikan, mengelolanya dengan baik, terampil dan profesional, sehingga kita
punya cadangan potensi untuk memberikan manfaat pada suatu masalah, meskipun
kita yakin bahwa yang apa kita berikan belumlah mampu menyelesaikan masalah itu
seutuhnya.
Motivasi
yang senantiasa mendorong kita untuk selalu berbuat dan memberi, adalah
keyakinan kita pada perhitungan Allah yang selalu mengapresiasi setiap manfaat,
bukan pada terselesaikannya masalah yang
ada. Rasulullah saw pernah bersabda, "Tiap Muslim wajib bersedekah."
Para sahabat bertanya, "Bagaimana kalau dia tidak memiliki sesuatu?"
Nabi saw menjawab, "Bekerja dengan keterampilan tangannya untuk
kemanfaatan bagi dirinya, lalu ber sedekah." (HR. Bukhari dan Muslim)
Inilah
yang diperlihatkan seorang Frederic Kanoute, untuk memberi kontribusi bagi
agama bagi saudara-saudaranya yang seiman. Kanoute adalah seorang lelaki hitam berkebangsaan
Mali kelahiran Prancis. Ia seorang pesepak bola yang mungkin namanya tidak
begitu akrab di telinga kita, seperti kita mengenal Zinedine Zidane. Dia pernah
bermain untuk klub Sevilla di La Liga Spanyol.
Yang
menarik dari seorang Kanoute adalah ketaatan dan kepeduliannya kepada Islam,
agama yang dianutnya. Ketaatan itu ia tunjukkan dengan penolakannya memakai
Jersey (kostum kebanggaan klub), karena Jersey tersebut menggunakan sponsor
judi online. Ia pun dibolehkan memakai Jersey khusus tanpa logo sponsor.
Sedang
kepeduliannya, ia buktikan dengan memberikan gajinya selama seta hun, sebesar
700.000 dolar AS atau sekitar Rp 7 miliar untuk menyelamatkan masjid terakhir
yang ada di Sevilla. Masjid tersebut sedianya akan dijual karena populasi Muslim
di kota tersebut mulai punah. Pemerintah setempat pun akhirnya memberi nama
tempat ibadah tersebut sesuai dengan nama sang pembeli.
Wakil
dari komunitas Islam Spanyol, berkomentar sesaat setelah Kanoute membeli masjid
tersebut, "Jika tidak ada Kanoute, kami tidak akan beribadah pada hari
Jumat lagi, di mana itu adalah hari yang suci bagi umat Muslim."
Di
saat Israel sibuk menggempur Gaza, Kanoute kembali memperlihatkan kecintaan dan
solidaritasnya kepada saudara-saudaranya yang tertindas di sana. Usai
menjaringkan bola ke ga wang Deportivo La Coruna, Kanoute membuka bajunya untuk
memperlihatkan kaos dalamnya yang bertuliskan "Palestina", yang
disaksikan puluhan ribu penonton di stadion, yang mungkin tak seorang pun
sekeyakinan dengannya.
Aksi
itu mendapat simpati dari perdana menteri Palestina, meskipun dia sendiri harus
menerima kartu kuning dari wasit dan denda Rp 44 juta dari Federasi Sepakbola
Spanyol, yang melarang pemain memamerkan pesan politik.
Namun,
sanksi itu dijawab Kanoute, "Itu adalah sesuatu yang saya rasa harus saya
lakukan. Setiap orang mesti menunjukkan rasa ikut bertanggung jawab manakala
terjadi ketidakadilan besar seperti itu. Seratus persen saya bertanggung jawab
pada apa yang telah saya lakukan dan saya tidak peduli dengan sanksi
(denda)."
Bagaimana
dengan kita, sudahkah kita berkontribusi dengan keahlian yang kita miliki?
Semoga sudah!
COMMENTS