Istilah literasi dan numerasi saa ini sedang hangat dan cukup sering kita dengan dalam kehidupan sehari-hari, khususnya dalam dunia pendid...
Istilah literasi dan numerasi saa ini sedang hangat dan cukup sering kita dengan dalam kehidupan sehari-hari, khususnya dalam dunia pendidikan. Numerasi misalnya, sering kali diartikan secara sempit sebagai keterampilan yang hanya melibatkan kecakapan dengan angka dan berhitung menggunakan kertas dan pensil, sehingga penggunaan kalkulator dianggap sebagai bukti seseorang tidak memiliki numerasi. Defenisi yang sederhana tersebut sebenarnya sangat ketinggalan zaman di era industry 4.0 saat ini, dimana kita tengah dihadapkan dengan kekayaan data dan teknologi yang bisa diakses dimana saja.
Numerasi, atau sering juga disebut literasi numerasi dan
literasi matematika, dapat diartikan sebagai kemampuan untuk mengaplikasikan
konsep dan keterampilan matematika untuk memecahkan masalah praktis dalam
berbagai ragam konteks kehidupan sehari-hari, misalnya di rumah, pekerjaan, dan
partisifasi dalam kehidupan masyarakat dan warga Negara (Kemendikbud, 2017).
Selain itu numerasi juga dapat diartikan sebagai kemampuan untuk menganalisis
dan menginterpretasi informasi kuantitatif yang terdapat di sekeliling kita
yang ditampilkan dalam berbagai bentuk grafik, table, bagan, dan lain
sebagainya, kemudian menggunakan interpretasi hasil analisis tersebut untuk
memperkirakan dan mengambil keputusan.
Bersadarkan dua defenisi di atas, numerasi merupakan kunci bagi peserta didik untuk mengakses dan memahami dunia dan membekali peserta didik dengan kesadaran dan pemahaman tetang peran penting matematika dalam kehidupan modern. Penekanan pada aplikasi dari matematika yang berhubungan dengan kehidupan memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan kemampuan dan kepercayaan diri untuk berfikir secara numeric, special, dan data untuk menafsikan dan menganalisis secara kritis situasi sehari-hari dan untuk memecahkan masalah.[]
COMMENTS