Sebagai manusia , setiap kita tentu memiliki pekerjaan. Seperti apapun pekerjaan itu, sepanjang ia halal dan sah, itu adalah karunia yang ...
Sebagai manusia,
setiap kita tentu memiliki pekerjaan. Seperti apapun pekerjaan itu, sepanjang ia
halal dan sah, itu adalah karunia yang telah diberikan kepada kita.
Pekerjaan-pekerjaan tersebut menjadi sarana bagi kita untuk membiaya hidup dan
kebutuhan-kebutuhan kita. Sekecil apapun hasilnya. Akan tetapi, tidak semua
kita yang dikarunia pekerjaan merasakan kenikmatan dalam bekerja atau dalam
menjalani pekerjaan.
Acapkali sebagian kita merasa, bahwa apa yang sedang kita kerjakan merupakan tugas yang memberatkan, bahkan menyiksa, sehingga kejenuhan begitu mudah menghiasi hidup kita. Kenikmatan bekerja tidak muncul dalam keseharian kita menjalani pekerjaan itu, meskipun kita tentu mengakui bahwa pekerjaan apapun selalu menyisakan kejenuhan dalam diri.
Disinilah kita perlu selalu berfikir, apakah sisi ini telah kita fungsikan dengan baik, karena sesungguhnya pekerjaan yang kita pilih adalah salah satu sarana yang kita kendarai menuju kebahagiaan dan kestabilan hidup yang kita inginkan. Menjalani pekerjaan adalah sebuah ekspresi syukur. Ia bagian dari jihad dalam agama Islam. Bahkan, ada dosa-dosa kita yang tidak terhapus kecuali dengan bekerja dan menjalani pekerjaan kita.
Bekerja itu hukumnya wajib, sebagai sebuah langkah ikhtiar kita, sebagai rasa syukur kita atas karunia sang Pencipta yang membekali kita dengan anggota tubuh dan pikiran yang berfungsi dengan baik. Bekerja memiliki nilai yang sangat mulia, seperti sabda Nabi Muhammad SAW ; “Sesungguhnya Allah suka kepada hamba yang berkarya dan terampil. Barangsiapa bersusah payah mencari nafkah untuk keluarganya, dia serupa dengan seorang mujahid di jalan Allah azza wa jalla.” (HR. Ahmad)
Mari kita berfikir dengan jernih dan hati yang terbuka. Setiap pekerjaan mengandung unsur dan tujuan yang mulia, apapun, selagi baik semua menjadi sarana-sarana menuju kemuliaan. Ketika menyadari itu semua, maka kita sadar tidak ada bedanya bekerja sebagai tukang sapu, tukang bangunan, penjual Koran, sopir angkutan, pegawai kantor, guru, pejabat, petani dan lain sebagainya, karena semua pekerjaan-pekerjaan itu, jika diniatkan sebagai bentuk pengabdian, jika ditunaikan sebagai sebuah jihad maka ia akan bernilai di sisi Allah swt yang menganugerahi kita pekerjaan tersebut.
Namun jika kita menjalaninya hanya dengan setengah hati, merasa tertekan, tentu pekerjaan dan kerja kita sulit menemukan fungsi-fungsinya yang sebenarnya, dan secara hasil pun tentu tidak akan sesuai dengan rencana dan apa yang kita inginkan. Marilah kita selalu berdoa sebelum bekerja, bekerja dengan penuh antusias, dan bersyukur atas kesempatan terbaik yang diberikan oleh Allah swt melalui pekerjaan kita.[]
COMMENTS