Apa yang terpikirkan oleh kita tentang kebersamaan? Masing-masing tentu memiliki jawaban tersendiri dalam memaknai kebersamaan. Yang pasti s...
Apa yang terpikirkan oleh kita tentang kebersamaan?
Masing-masing tentu memiliki jawaban tersendiri dalam memaknai kebersamaan. Yang
pasti selalu ada alas an untuk sebuah kebersamaan. Sebagaimana Adam yang harus
dipersatukan dengan Hawa, banyak pelajaran yang menjelaskannya. Demi keduanya,
lahirlah generasi demi generasi. Manusia terus berkembang dengan berbagai suku
dan bangsa, akan tetapi seberapa pun banyaknya generasi satu ciri utama selalu
menyertainya, yaitu kebersamaan. Karena kebersamaan itu pula para sosiolog
menyebut manusia sebagai ‘homo socius’.
Ada dimensi subyektif dari kebersamaan yang layak kita
renungkan. Ketika sebuah kebersamaan itu ditandai oleh interaksi misalnya,
keberartiannya menjadi beraneka rupa, maknanya pun akan sangat beragam,
tergantung cara pandang orang yang terlibat di dalamnya.
Dalam teori ‘Social Exchange’ menjelaskan betapa
pragmatisnya interaksi. Setiap individu bertemu dan tentusaja bekerjasama
karena alas an yang menguntungkan bagi keduabelah pihak ataupun semuanya. Ada
yang diberi da nada yang diterima, kita memberi apa dan mendapat apa. Begitulah
alamiahnya sebuah interaksi. Jika menguntungkan, kemungkinan relasi atau
hubungan akan terus berlanjut dan begitu pula sebaliknya.
Sekilas, teori ‘Social Exchange’ sangat pragmatis namun sebenarnya tidak salah, karena sudah
sifat alami suatu makhluk untuk mendapatkan keuntungan dari sebuah interaksi.
Layaknya sebuah bisnis dalam hubungan sosial tetapi sebetulnya masuk akal jika
kita selalu berfikir tentang hidup yang progresif. Apalagi jika keuntungan itu
kita maknai secara luas, lebih dari kontribusi material.
Setiap manusia akan membutuhkan perhatian, bantuan,
saling mengingatkan, memahami satu dengan lainnya. Serta memaklumi dan
mengapresiasi bahwa setiap individu pasti memiliki kekurangan dan kelebihan.
Ikatan persaudaraan satu kandung misalnya, tentu memiliki maksna yang lain
dalam sebuah kebersamaan. Sejatinya, kebersamaan itu saling menumbuhkan. Bukan justeru
hanya untuk mengambil keuntungan semata. Seperti kata pepatah Inggris, “Friend
indeed is friend in need” Teman sejati adalah teman yang ada saat dibutuhkan.[]
COMMENTS