Kecerdasan adalah kemampuan seseorang untuk memahami, belajar, memecahkan masalah, berpikir abstrak, berkomunikasi, beradaptasi, dan menggun...
Kecerdasan adalah kemampuan seseorang untuk memahami, belajar, memecahkan masalah, berpikir abstrak, berkomunikasi, beradaptasi, dan menggunakan pengetahuan untuk mencapai tujuan dan kesuksesan dalam hidup. Kecerdasan dapat diukur dengan berbagai cara, seperti tes IQ, tes kognitif, dan tes kecerdasan emosional. Meskipun terdapat berbagai definisi dan teori mengenai kecerdasan, kecerdasan secara umum dianggap sebagai kemampuan mental yang memungkinkan seseorang untuk berpikir dan bertindak secara efektif dalam berbagai situasi dan lingkungan.
Sumber : pixabay.com |
A. Mengenal Kecerdasan Emosional
Kata emosi dalam kehidupan sehari-hari cenderung bermakna amarah atau marah. Padahal secara pengertian emosi merupakan luapan perasaan yang berkembang dan surut dalam waktu singkat. Pengertian emosi lainnya adalah suatu keadaan dan reaksi psikologis yang bersifat subjektif. Seperti rasa senang, sedih, marah, haru, dan tentu saja rasa cinta.
Istilah "kecerdasan emosional" kali pertama dilontarkan pada tahun 1990 oleh dua orang psikolog bernama Peter Salovey dari Harvard University dan John Mayer dari University of New Hampshire (Shapiro, 1998) untuk menerangkan kualitas-kualitas emosional yang tampaknya penting bagi keberhasilan seseorang. Salovey dan Mayer mendefinisikan kecerdasan emosional (EQ) sebagai berikut.
"Himpunan bagian dari kecerdasan sosial yang melibatkan kemampuan memantau perasaan sosial yang melibatkan kemampuan pada orang lain, memilah-milah semuanya dan menggunakan informasi ini untuk membimbing pikiran dan tindakan." (Shapiro, 1998: 8).
Kecerdasan emosional sangat dipengaruhi oleh lingkungan, tidak bersifat menetap, dan dapat berubah-ubah setiap saat. Untuk itu, peranan lingkungan terutama orangtua pada masa kanak-kanak sangat memengaruhi dalam pembentukan kecerdasan emosional.
Sumber : pixabay.com |
B.
Perbedaan
EQ dan IQ
Keterampilan
EQ bukanlah lawan keterampilan IQ atau keterampilan kognitif, melainkan
keduanya berinteraksi secara dinamis, baik pada tingkatan konseptual maupun di
dunia nyata. Selain itu, EQ tidak begitu dipengaruhi oleh faktor keturunan.
(Shapiro, 1998: 10).
Sebuah model pelopor lain tentang kecerdasan emosional diajukan oleh Bar-On (Goleman, 2000: 180) pada tahun 1992. Ia adalah seorang ahli psikologi Israel yang mendefinisikan kecerdasan emosional sebagai serangkaian kemampuan pribadi, emosi, dan sosial yang memengaruhi kemampuan seseorang untuk berhasil dalam mengatasi tuntutan dan tekanan lingkungan.
Gardner dalam bukunya yang berjudul Frame Of Mind (Goleman, 2000: 50-53) mengatakan bahwa bukan hanya satu jenis kecerdasan monolitik yang penting untuk meraih sukses dalam kehidupan, melainkan ada spektrum kecerdasan yang lebar dengan tujuh varietas utama, yaitu 1) linguistik, 2) matematika/logika, 3) spasial, 4) kinestetik, 5) musik, 6) interpersonal, dan 7) intrapersonal. Kecerdasan ini dinamakan oleh Gardner sebagai kecerdasan pribadi yang oleh Daniel Goleman disebut sebagai kecerdasan emosional.
Gardner (Goleman, 2002: 52) kemudian mengklasifikasikan kecerdasan pribadi menjadi dua bagian, yaitu kecerdasan antarpribadi dan kecerdasan intrapribadi. Kecerdasan antarpribadi yaitu kemampuan untuk memahami orang lain, apa yang memotivasi mereka, bagaimana mereka bekerja, dan bagaimana bekerja bahu membahu dengan kecerdasan, sedangkan kecerdasan intrapribadi adalah kemampuan yang korelatif, tetapi terarah ke dalam diri. Kemampuan tersebut adalah kemampuan membentuk suatu model diri sendiri yang teliti dan mengacu pada diri serta kemampuan untuk menggunakan modal tadi sebagai alat untuk menempuh kehidupan secara efektif.
Dalam rumusan lain, Gardner (Goleman, 2002: 53) menyatakan bahwa inti kecerdasan antarpribadi itu mencakup kemampuan untuk membedakan dan menanggapi dengan tepat suasana hati, temperamen, motivasi, dan hasrat orang lain. Dalam kecerdasan antarpribadi yang merupakan kunci menuju pengetahuan diri, ia mencantumkan akses menuju perasaan-perasaan diri seseorang dan kemampuan untuk membedakan perasaan-perasaan tersebut serta memanfaatkannya untuk menuntun tingkah laku.
Berdasarkan kecerdasan yang dinyatakan oleh Gardner tersebut, Salovey (Goleman, 2000: 57) memilih kecerdasan interpersonal dan kecerdasan intrapersonal untuk dijadikan dasar mengungkap kecerdasan emosional pada diri individu. Menurutnya, kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang untuk mengenali emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain (empati), dan kemampuan untuk membina hubungan (kerja sama) dengan orang lain.
Menurut Goleman (2002: 512), kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang mengatur kehidupan emosinya dengan inteligensi (to manage our emotional life with intelligence); menjaga keselarasan emosi dan pengungkapannya (the appropriateness of emotion and its expression) melalui keterampilan kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati, dan keterampilan sosial.
COMMENTS